Malam Ini, Pekan Nan Tumpah 2019 Dibuka di Taman Budaya Sumatera Barat


Malam Ini, Pekan Nan Tumpah 2019 Dibuka di Taman Budaya Sumatera Barat 



Malam ini, (16/11) pembukaan Pekan Nan Tumpah 2019 akan digelar di Taman Budaya Sumatera Barat. Pekan Nan Tumpah 2019  akan dibuka dengan pertunjukan musik oleh Indra Arifin dan sekaligus membuka pameran seni rupa. Program yang menjadi salah program andalan KSNT pada tahun ini akan diselenggarakan selama sembilan hari, tepatnya sejak 16 November sampai dengan 24 November 2019. Berbeda dengan penyelenggaraan sebelumnya, Pekan Nan Tumpah tahun ini dibagi menjadi dua sub-festival, yaitu Pekan Seni Pertunjukan dan Pekan Seni Rupa.

Manajer Produksi KSNT, Desi Fitriana, menuturkan, “Rencana penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah sudah disusun bersamaan dengan penyusunan program di awal tahun dan konsepnya, awalnya, masih sama seperti penyelenggaraan sebelumnya. Gagasan membagi Pekan Nan Tumpah menjadi dua sub-festival muncul diperjalanan proses persiapan penyelenggaraan. Salah satu alasannya, ketika penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah terbagi di dua lokasi.”

Pekan Seni Rupa diselenggarakan di Galeri Taman Budaya Sumatera Barat pada tanggal 16-23 November 2019, bersamaan dengan pembukaan festival secara keseluruhan. Mengusung tema “Langgam-Rupa”, pameran seni rupa Pekan Nan Tumpah 2019, karya-karya perupa muda Sumatera Barat, di antaranya Benny Saputra, Brian Fadli Fahmi, Erik Darma Utama, Gendi Malinyo, Hanif Hamdani, Huddiyal Ilmi, Imam Teguh, Salman Hijrah, dan Thariq Munthaha.


Sementara itu, Pekan Seni Pertunjukan akan diselenggarakan di Gedung Mursal Esten Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang pada tanggal 18-24 November 2019. Pekan Seni Pertunjukan mengusung tema “Lisan-Tubuh” dan akan menampilkan pertunjukan tari, musik, dan teater dari Teater SKS (Padang), Wan Dance Studio (Pekanbaru), Darak Badarak (Pariaman), Hujan Hijau Dance-Lab (Lampung/Yogyakarta), Fieldtrip Performing Art (Wonosobo), Payung Sumatera Dance Theater (Padang), dan Komunitas Seni Nan Tumpah (Padangpariaman) sebagai tuan rumah.

Selanjutnya, Desi juga menambahkan bahwa selain pembagian festival menjadi dua sub-festival, Pekan Nan Tumpah tahun ini menjadi berbeda karena pada penyelenggaraan tahun ini, KSNT melibatkan kurator dari luar kepengurusan dan keanggotaan KSNT. Kurator Pekan Nan Tumpah 2019 adalah Nasrul Azwar, Ali Sukri, dan Rijal Tanmenan. Para kurator dan panitia penyelenggara telah bekerja mendiskusikan dan menyeleksi para calon peserta Pekan Nan Tumpah 2019 sejak Juli 2019.

Di dalam penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2019 juga akan ada beberapa kegiatan pendukung festival seperti Pelatihan Cipta Karya Berbahan Resin dan Gelar Wicara Perupa bersama Pian dan Pak Ci yang menjadi agenda pendukung kegiatan pameran; dan Lokakarya Metode Penciptaan Tari “Body Deconstruction and Spontaneity” bersama Kiki Rahmatika “Hujan Hijau Dance-Lab” .


Tentang Pekan Nan Tumpah

PEKAN NAN TUMPAH 2019 merupakan festival seni dua tahunan yang dikelola oleh Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT). Festival ini lahir dari program kerja jangka yang disusun anggota KSNT sejak tahun 2010, merespon tidak adanya festival seni yang kontinu yang diadakan dan dikelola oleh sebuah kelompok/komunitas seni independen di Sumatera Barat. KSNT meyakini, tidak adanya spirit sebuah komunitas untuk menyelenggarakan ivennya sendiri tersebut berdampak pada tata kelola seni kelompok seni dan tumbuh kembangnya iklim apresiasi penonton di Sumatera Barat. Maka Komunitas Seni Nan Tumpah, sebagai komunitas dari generasi muda yang mempunyai semangat yang besar dan didukung oleh manajemen kelompok yang cukup baik berupaya untuk menjawab hal tersebut, juga merupakan bentuk pengaplikasian tata kelola seni yang ada di dalam kerja kreatif Komunitas Seni Nan Tumpah.

Pertama kali diadakan pada tahun 2011 dengan nama kegiatan Festival Pesta Puisi selama 2 hari, KSNT menghadirkan 2 kelompok seni, peluncuran buku puisi dan album musikalisasi puisi serta lomba baca puisi kreatif se-Sumatera Barat. Festival ini berganti nama menjadi festival seni Pekan Nan Tumpah pada tahun 2013, dengan menghadirkan 8 (delapan) kelompok seni selama 4 (empat) hari penyelenggaraan. Pekan Nan Tumpah 2013 digelar pada tanggal 24 s/d 27 Desember di Teater Utama Taman Budaya Sumatera Barat, menghadirkan 4 (empat) pertunjukan teater, 2 (dua) pertunjukan tari, serta 2 (dua) pertunjukan musikalisasi puisi dari 8 (delapan) komunitas seni independen, di antaranya: Teater Alam Bengkulu, Sanggar Seni Dayung-dayung, Parewa Dance Company, Teater Wadjah, Fiza Dance Company, dan Kelompok Musikalisasi Puisi Nan Tumpah Muda. Selain itu, materi kegiatan Pekan Nan Tumpah 2013 juga meliputi Pameran Foto Seni serta peluncuran serta peluncuran 2 buku naskah drama teaterawan Sumatera Barat, yakni A.Alin De dan Muhammad Ibrahim Ilyas. Pekan Nan Tumpah 2013 berhasil menjaring sedikitnya 1300 (seribu tiga ratus) penonton baru seni di Sumatera Barat, yang membeli tiket dari total 1864 (seribu delapan ratus enam puluh empat) yang tercatat di buku tamu kegiatan Pekan Nan Tumpah 2013.


Pada tahun 2015, mengedepankan proses berkelanjutan dan belajar dari segala kekurangan 2 (dua) festival yang telah diselenggarakan sebelumnya, Komunitas Seni Nan Tumpah menyelenggarakan Pekan Nan Tumpah 2015 dengan menghadirkan 5 (lima) pertunjukan dari 6 (enam) kelompok/komunitas seni di Sumatera Barat selama 5 (lima) hari pada 22 s/d 26 Desember 2015. KSNT mengundang Imaji, Rumah Drama dan Penulisan Kreatif (Padang), Teater Sakata (Padangpanjang), Sanggar Seni Dayung-dayung (Kayutanam), Komunitas Tari Galang (Padang), serta grup musik orkestra Seruni dari Universitas Negeri Padang. Pada Pekan Nan Tumpah 2015, tercatat peningkatan yang cukup baik, dimana dapat menjaring penonton kurang lebih 2000 (dua ribu penonton) selama lima hari penyelenggaraan.

Terakhir, pada tahun 2017, Pekan Nan Tumpah diselenggarakan selama 7 (tujuh) hari dengan menghadirkan pementasan dari 7 (tujuh) kelompok seni pertunjukan yaitu, Galang Dance Company (Padang), Teater Jengkal (Bengkulu), Balega (Padangpanjang), Komunitas Seni Hitam Putih (Padangpanjang), Sherlilab (Padangpanjang), dan Sanggar Seni Dayung-dayung (Padangpariaman), serta tentu saja Komunitas Seni Nan Tumpah sebagai tuan rumah. Selain pementasan seni pertunjukan, dalam festival ini juga diselenggarakan Liga Baca Puisi Kreatif yang dimulai dari 3 (tiga) bulan sebelum malam final di bulan 23-29 September 2017; juga pameran lukisan, drawing, dan patung dari Randy Otonk; seorang perupa lulusan ISI Padangpanjang.

Pada penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah tahun ini, Komunitas Seni Nan Tumpah menggandeng Nasrul Azwar (pemerhati seni), Ali Syukri (koreografer), dan Rijal Tanmenan (praktisi musik etnik) sebagai kurator. Setelah dilakukan pertemuan bersama para kurator, ditetapkanlah “Lisan-Tubuh” sebagai tema penyelenggaraan.

Para kurator menyebutkan di dalam konsep kuratorial bahwa sandaran utama dasar dan basis kerja seni kreatif (kontemporer) bersama segenap ruang-ruang sarat dengan tafsir-tafsir yang mampu menembus kebuntuan, mencairkan sekat dan lalu mewujudkannya sebagai karya seni (pertunjukan), seni rupa, sastra, dan seni media lainnya, merupakan satu metode merawat dan sekaligus penyintas seni tradisi yang dicemaskan akan menjadi artefak masa lalu. (Lebih lanjut tentang tema “Lisan-Tubuh” yang diusung dalam penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2019, bisa dibaca di konsep kuratorial.)

Dengan demikian, penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2019 diharapkan bisa menjadi ruang yang kontinu bagi para pegiat seni dan budaya untuk senantiasa bertukar gagasan, merawat, dan mengaktualisasikan segala bentuk kekayaan budaya yang ada di Nusantara. []

Silakan unduh "Pengantar Pekan Seni Pertunjukan, Pekan Nan Tumpah 2019: Lisan-Tubuh" di sini: Pengantar Pekan Seni Pertunjukan, Pekan Nan Tumpah 2019: Lisan-Tubuh

dan

"Pengantar Pekan Seni Rupa, Pekan Nan Tumpah 2019: Langgam-Rupa" di sini:
Pengantar Pekan Seni Rupa, Pekan Nan Tumpah 2019: Langgam-Rupa

Post a Comment

0 Comments