Hujan Hijau Dance-Lab Bawa Pertunjukan “Human?” di Pekan Nan Tumpah 2019


Hujan Hijau Dance-Lab Bawa Pertunjukan “Human?” di Pekan Nan Tumpah 2019 


Hujan Hijau Dance-Lab, kelompok tari yang saat ini berdomisili di dua kota, Lampung dan Yogyakarta, akan membawakan pertunjukan tari yang berjudul Human? di Pekan Nan Tumpah 2019, yang akan diselenggarakan pada 21 November 2019, pukul 20.00 WIB, di Gedung Teater Tertutup Mursal Esten Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.

Human? sebagaimana yang disampaikan Kiki Rahmatika selaku koreografer pertunjukan tersebut menerangkan bahwa garapan pertunjukan ini berangkat dari hasil riset yang sudah ia lakukan selama 3 (tiga) tahun tentang dunia pendidikan di Indonesia. Penelitian tersebut tidak hanya dilakukan di satu tempat saja melainkan di beberapa pulau seperti Sumatra, Sulawesi, Jawa dan Kalimantan.





“Dari hasil penelitian tersebut, kami menemukan kesimpulan bahwa pendidikan sudah menjadi komoditi. Kegiatan kapitalis berjalan dengan sangat lancar di dunia tersebut, sehingga pendidikan saat ini hanya menghasilkan budak-budak uang, bukan manusia,” terang Kiki. “Pendidikan harusnya mampu memanusiakan manusia, tetapi yang sering terjadi dan kita lihat justru bermunculannya para koruptor. Koruptor itu sendiri justru merupakan orang-orang berpendidikan. Tidak hanya itu, beberapa kasus orang yang mengenyam pendidikan tinggi justru melakukan perbuatan-perbuatan yang menjijikkan seperti kekerasan seksual anak-anak di bawah umur, kekerasan seksual terhadap mahasiswanya dan juga pengkhianatan terhadap ilmu pengetahuan seperti penyogokan nilai, penerimaan pekerja berdasarkan hubungan kekerabatan dan juga intoleransi yang terjadi belakangan ini.”


Human? merupakan rencana projek tari yang akan berkolaborasi dengan disiplin seni rupa. Projek ini telah menemukan judul Human? yang akan mempertanyakan tentang manusia saat ini sekaligus memberikan jawaban siapakah yang pantas disebut sebagai manusia. Karya ini akan menggunakan segitiga, lingkaran dan persegi empat sebagai simbol tempat tinggal, tempat mengenyam pendidikan dan representasi dari pola pikir dan pola hidup.

Projek ini akan menggunakan 3 orang penari, dua penari akan merepresentasikan karakter-karakter yang berbeda dalam dunia pendidikan sedangkan satu sebagai resolusi dari Human?





Tentang Hujan Hijau Dance-Lab, Beni Eliyasari Yusuf selaku pemimpin produksi menyebutkan bahwa Hujan Hijau Dance-Lab adalah kelompok tari yang berdiri pada tanggal 7 Mei 2014 di Lampung, akan tetapi baru diresmikan pada tanggal 7 Mei 2017 di Yogyakarta melalui workshop “Menulis Lewat Tari’ yang diselenggarakan oleh Hujan Hijau Dance-Lab dengan pemateri Sal Murgiyanto, Dede Pramayoza, Renee Sari Wulan dan Michael H.B. Raditya. Hujan Hijau tidak hanya menghadirkan karya-karya tari di ruang publik, akan tetapi juga mempublikasikan gagasan-gagasan tersebut dalam bentuk tulisan. Sehingga Hujan Hijau menjadi medan pertempuran antara praktik dan gagasan bagi orang-orang yang ada di dalamnya.

Energi Tradisi Asa Tuduah oleh Darak Badarak

Malam sebelumnya (20/11), bertempat di lokasi yang sama, Darak Badarak, kelompok musik asal Kota Pariaman, telah sukses menggelar pertunjukan yang berjudul Energi Tradisi Asa Tuduah.

Penampilan Darak Badarak di Pekan Nan Tumpah 2019 (20/11)

Ribut Anton Sujarwo, komposer pertunjukan ini, mengatakan bahwa Energi Tradisi Asa Tuduah mengeksplorasi musik tradisional Minangkabau, khususnya perkusi, yang diadaptasi dengan beberapa unsur musik populer yang hidup di kalangan anak muda saat ini. Tujuannya melakukan hal tersebut adalah agar karya komposisinya bisa menjadi pintu masuk bagi kaum muda yang ingin mengenal dan mengakrabi musik etnik Minangkabau, atau musik etnik Nusantara umumnya.[]

Post a Comment

0 Comments