Komunitas Seni Nan Tumpah Usai Selenggarakan Latihan Dasar Nan Tumpah (LDNT) ke-11

 

Foto: Hamdan Almi Putra


Komunitas Seni Nan Tumpah Usai Selenggarakan
Latihan Dasar Nan Tumpah (LDNT) ke-11

Laporan Diah Anggina Uli Sitompul


Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) telah selesai menyelenggarakan Latihan Dasar Nan Tumpah (LDNT) selama 3 (tiga) hari dari tanggal 31 Mei - 2 Juni 2024 di Gedung Dinas Kebudayaan Sumatera Barat dan Taman Budaya Sumatera Barat.

 

LDNT merupakan program reguler KSNT setelah penerimaan anggota baru. Program ini diadakan setiap tahun,” ujar Nur Miftah Farhanah sebagai Ketua Pelaksana Penerimaan Anggota Baru Komunitas Seni Nan Tumpah.


Kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan pembekalan dasar kepada anggota baru terkait seluk-beluk komunitas dan pengetahuan dasar tentang seni dan budaya. Diketahui 11 (sebelas) calon anggota telah mendaftar untuk bergabung menjadi anggota KSNT melalui tautan pendaftaran yang sudah disebarluaskan di media sosial. Salah satu persyaratan untuk menjadi anggota KSNT, seluruh peserta wajib mengikuti kegiatan LDNT.

Hari Pertama

Panitia LDNT ini mengundang beberapa pemateri eksternal maupun internal Komunitas Seni Nan Tumpah untuk mengisi berbagai materi selama pelatihan. Hari 1 (pertama) dimulai dari materi Dasar-dasar Tari dan Koreografi bersama Nurima Sari yang akrab dipanggil Rima, salah satu koreografi asal Sumatera Barat sudah menjadi seorang koreografi sejak 2019 sekaligus pendiri Rima Dance Company. “Dalam sebuah tarian terdapat volume, ruang dan tenaga” ujar Nurima Sari dalam salah satu materi yang ia berikan.

Setelah materi Dasar-dasar Tari dan Koreografi usai, dilanjutkan dengan materi Tata Kelola Event bersama Saska Rutsian Benhard yang biasa dipanggil Saska. Sasja adalah  seorang seniman yang menyukai ide-ide kreatif dan sudah berkesenian sejak 2011. Saat ini ia aktif dalam pengelolaan Fabriek Blok. Dalam materinya Saska menyampaikan bagaimana cara mengelola sebuah event dengan efisien.

Materi selanjutnya adalah Dasar-dasar Film bersama Halvika Padma, salah salah seorang pendiri sekaligus pembina KSNT. Halvika sering terlibat dalam produksi teater bersama KSNT sebagai aktor maupun sutradara. Kini aktif menulis skenario film, dan juga sebagai pelatih acting di sela-sela kesibukannya sebagai karyawan PT Semen Padang. Dalam materinya, para peserta diajak mengenal Unsur- Unsur dalam Film, Framing Kamera, Type Of Shot, Camera Movement dan cara menulis sebuah skenario.

Setelah itu, dilanjutkan dengan materi Menulis Kreatif bersama Karta Kusumah, seorang penulis Sumatera Barat yang sekarang berdomisili di Payakumbuh dan sudah menulis beberapa naskah lakon untuk pertunjukan Komunitas Seni Nan Tumpah yang sudah dipentaskan beberapa kota di Indonesia. Kegiatan terakhir hari itu diakhiri dengan Pengenalan Komunitas Seni Nan Tumpah yang disampaikan oleh Direktur KSNT, Fajry Chaniago, yang diawali dengan sejarah berdirinya KSNT dan diakhiri dengan memperkenalkan anggota yang sudah lebih dahulu bergabung dengan komunitas.

Hari Kedua

Pada hari kedua, kegiatan pelatihan diawali dengan materi Olah Tubuh, Vokal, dan Imajinasi bersama Desi Fitriana, aktor dan penyanyi di Komunitas Seni Nan Tumpah. Sejak tahun 2010, ia sering terlibat dalam produksi KSNT sebagai aktor. Kini aktif sebagai vokalis di kelompok musik-puisi KSNT dan kelompok musik Naramajas. Desi memberikan pelatihan tentang dasar-dasar teknik olah tubuh, olah vokal, dan teknik olah rasa dalam berimajinasi. Pelatihan ini dilakukan di halaman depan Taman Budaya Sumatera Barat.

Kemudian dilanjukan dengan materi Musik Ilustrasi Pertunjukan bersama Tenku Raja Ganesha yang biasa dipanggil Tenku. Ia merupakan seorang aktor dan penata gerak di beberapa produksi teater KSNT. Kini aktif sebagai komposer di kelompok musik-puisi KSNT dan kelompok musik Naramajas. Di pelatihan ini Tenku memberikan materi dengan alat musik tradisional yaitu rebana. Tenku juga memperkenalkan sebuah aplikasi metronom yang berfungsi sebagai patokan untuk ketepatan tempo dalam bermain alat musik. Dalam materinya Tenku membina peserta untuk mencari ketukan yang tepat untuk dimainkan dan mempersentasikannya dengan cara menggabungkan ketukan yang diciptakan oleh salah satu peserta dengan peserta lainnya sehingga menghasilkan beat yang layak didengar.

Setelah materi Musik Ilustrasi Pertunjukan, pelatihan dilanjutkan dengan Dasar-dasar Seni Rupa bersama Nessya Fitryona dipanggil akrab Nessya. Ia adalah seorang tenaga pendidik di Departemen Seni Rupa Universitas Negeri Padang. Memiliki bidang keahlian menggambar, melukis, dan membuat ilustrasi. Beberapa tahun ini juga aktif dalam berbagai kegiatan seni seperti pameran, menulis, juri lomba dan meneliti di bidang seni rupa. Dalam pelatihannya Nessya langsung memperkenalkan serta mengajak para peserta membuat sebuah produk yaitu topeng yang bahan utamanya adalah tisu dalam jumlah banyak serta karton sebagai dasar pembuatan karya dan cat air untuk menambah warna dalam karya tersebut.

Dalam materi Penulisan Resensi/Liputan Budaya bersama Nasrul Azwar, yang lebih akrab dipanggil Maknaih, Maknaih menjelaskan bagaimana cara membuat sebuah berita terutama tentang liputan budaya. “Sebelum menulis sebuah berita, pahami terlebih dahulu apa yang akan dituangkan dalam tulisan tersebut,” ujar Maknaih.

Setelah itu, dilanjutkan dengan materi Dasar-dasar Pemeranan bersama Ivan Harley. Ivan sering terlibat dalam produksi KSNT sebagai aktor. Selain menjadi aktor Ivan juga bekerja sebagai pelatih teater di beberapa sekolah menengah di Sumatera Barat. Dalam materi pemeranan ini Ivan mengajak para peserta untuk menirukan satu karakter tokoh yang telah terkenal untuk kemudian mereka observasi dan gali ciri-ciri dari karakter tersebut. Kemudian satu persatu para peserta mempersentasikan hasil pencariaannya tersebut.

Selanjutnya materi Pengenalan Desain Komunikasi Visual bersama Huddiyal Ilmi yang akrab dipanggil Iing Patopang. Iing merupakan Owner dan Founder di Mancogu Kreasi dan aktif memproduksi karya seni media. Iing menyampaikan bagaimana menjalankan sebuah event bersama event creative team, membangun kerjasama antar bidang yang bertujuan untuk memgembangkan citra, nama hingga identitas dari event tersebut. Iing juga merekomendasikan beberapa aplikasi-aplikasi yang bisa memudahkan pekerjaan dalam mengelola sebuah event.

Selanjutnya materi Skenografi bersama Fajry Chaniago. Materi Skenografi memperkenalkan para peserta bagaimana cara menata dan mengelola sebuah panggung pertunjukan yang mencakup latar, properti, pencahayaaan, dan sound. “Hal utama yang harus diperhatikan dalam proses kerja skenografi yaitu menganalisis sebuah naskah yang akan dipertunjukkan. Kita harus memahami cerita, tema, karakter kemudian membuat konsep desain yang disesuaikan dengan konsep sutradara. Kolaborasi dengan penata panggung, cahaya, kostum, dan sound sangat penting untuk merealisasikan ide tersebut,” ujar Fajry.

Terakhir ada materi Seni Instalasi bersama Khairul Mahmud yang dikenal sebagai Kapten Moed, alumni jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Padang dan menjadi leader di Komunitas Seni Ruang Fine Art Villa A dan menjadi ketua Komunitas Kreatif Kupi Batigo di Teluk Buo. Kapten mengajak para peserta membuat sebuah karya instalasi dari kumpulan batu karang dan benang. Para peserta dibagi menjadi tiga kelompok dan akan mempersentasikan karya seni instalasi yang sudah dibuat.

Hari Ketiga

Pada hari ketiga sekaligus hari terakhir LDNT, kegiatan diawali dengan Olah tubuh, Vokal dan Imajinasi bersama Windi Fidia dan Yunisa Dwiranda yang juga merupakan anggota, aktor, penulis, sutradara dalam Komunitas Seni Nan Tumpah. Pelatihan ini dilaksanakan dini hari di laga-laga Taman Budaya Sumatera Barat. Para peserta mengolah tubuh, vokal, serta berimajinasi sesuai dengan yang disampaikan oleh para pemateri. Selain untuk mengolah tubuh, kegiatan ini juga merupakan refreshing untuk para peserta karena di sela-sela kegiatan diadakan permainan, sehingga kegiatan ini terasa lebih menyenangkan.

Selanjutnya, materi Dramaturgi dan Penyutradaraan merupakan materi terakhir untuk Latihan Dasar Nan Tumpah bersama Mahatma Muhammad seorang pekerja seni asal Pariaman. Pendiri dan sutradara teater di Komunitas Seni Nan Tumpah. Aktif memusikalisasikan puisi, memberikan pelatihan seni pertunjukan, menulis naskah drama, puisi dan esai. Bermain dan menyutradarai pertunjukan teater yang telah dipentaskan di berbagai kota. Namun, sangat disayangkan Mahatma Muhammad terkendala untuk hadir dalam pelatihan ini dikarenakan masalah kesehatan. Materi ini pun digantikan oleh Fajry Chaniago dan Karta Kusumah, dalam materi ini para pemateri menjelaskan bagaimana cara seorang sutradara dalam pertunjukan teater bekerja.

Setelah materi penyutradaraan usai, kegiatan dilanjutkan dengan latihan kelompok yang nantinya akan menampilkan sebuah fragmen pertunjukan sebagai rangkuman dari materi-materi yang telah didapatkan selama kegiatan berlangsung. Seluruh peserta kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama, yang dibimbing oleh Yunisa Dwiranda dan Srikandi Putri menampilkan pertunjukan berjudul Pusat Layanan dan kelompok kedua yang dibimbing Ivan Harley dan Windi Fidia menampilkan pertunjukan yang berjudul Gunjang Ganjing Gunjing.

Setelah penampilan kedua kelompok tersebut, kegiatan LDNT pun ditutup.

“Pelatihan ini sangat bermanfaat bagi kami para calon anggota baru. Dengan diadakannya pelatihan ini, kami sebagai peserta dan calon anggota baru memperoleh ilmu dasar untuk persiapan menjadi anggota di KSNT dan pelatihan ini juga mempermudah kami sebagai calon anggota KSNT untuk lebih mengenal bagaimana komunitas ini berproses,” ujar Nabila Aflah Adilla sebagai salah satu Peserta LDNT.

Selain itu, terkait proses selanjutnya, Fajry Chaniago selaku direktur KSNT mengatakan, “Saya berharap dengan diadakannya LDNT ke-11 ini, seluruh anggota dapat menjaga antusias pada proses-proses selanjutnya dan ikut serta membangun KSNT menjadi lebih baik.” []


Post a Comment

0 Comments