Komunitas Seni Nan Tumpah berikan Simulasi Bencana Pendidikan di Tiga Sekolah


Komunitas Seni Nan Tumpah Berikan
Simulasi Bencana Pendidikan di Tiga Sekolah 

PADA TANGGAL 26-27 April 2019, Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) akan menyelenggarakan pementasan teater yang berjudul Simulasi Bencana Pendidikan, naskah/sutradara Fajry Chaniago dan Yunisa Dwiranda. Penyelenggaraan pertunjukan ini merupakan bagian dari progam KSNT, yaitu Nan Tumpah Masuk Sekolah 2019.

Simulasi Bencana Pendidikan, sebelumnya, sudah pernah dipentaskan beberapa kali yaitu pada Perayaan Hari Teater Dunia, Maret 2014, di SMA N Padang dan pada program Nan Tumpah Masuk Sekolah 2015, di Teater Utama Taman Budaya Sumatera Barat, SMA N 1 Lubuk Alung, SMA INS Kayutanam, SMA/SMK YDB Lubuk Alung, dan SMK M 1 Parik Malintang. Untuk garapan kali ini, Yunisa dan Fajry, selaku penulis naskah dan sutradara bersepakat untuk menyunting teks lakon dengan mempertajam isu dan menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi selama 4 (empat) tahun terakhir.

Pertunjukan yang dipersiapkan sejak Februari 2019 ini menyoroti beberapa peristiwa-peristiwa sederhana yang kerap terjadi di sekolah-sekolah menengah atas, seperti bermalas-malasan di waktu pelaksanaan upacara bendera, menyontek ketika ujian, dan “cabut” pada jam pelajaran.

Yunisa Dwiranda menyampaikan, “Peristiwa-peristiwa yang kita anggap sebagai “kenakalan” siswa tersebut kemudian direka ulang atau disimulasikan selayaknya tutorial-tutorial mempelajari sesuatu atau demo memasak. Hal ini dilakukan agar kita dapat sedikit mencari tahu alasan apakah yang berada di belakang “kenakalan” tersebut atau apa yang sebenarnya melandasi itu semua bisa terjadi.”

Selanjutnya Fajry Chaniago menambahkan, “Kenakalan-kenakalan kecil tersebut sebenarnya nyaris terjadi pada setiap sekolah dan setiap masa; ketika saya masih sekolah hal itu ada, dan kini setelah sekian tahun berlalu, peristiwa tersebut juga masih ada; hanya saja cara dan tekniknya sudah sedikit bergeser. Jika hal ini senantiasa dibiarkan, saya pikir itu akan menjadi bencana terhadap pendidikan di negeri kita. Sementara, upaya-upaya mitigasi yang serius belum cukup ada untuk menyikapi hal tersebut.”

Simulasi Bencana Pendidikan akan dipentaskan dengan durasi sekitar 30 (tiga puluh) menit, dan dipersiapkan untuk ruang pertunjukan yang fleksibel.

“Pertunjukan ini adalah pertunjukan yang fleksibel,” kata Fajry, “Dalam arti bisa dipentaskan di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan sejak awal memang dipersiapkan pula untuk target penonton di lingkungan sekolah.”

Sejak dipentaskan pertama kali pada tahun 2014, Simulasi Bencana Pendidikan telah mengalami perubahan komposisi pemain dan aspek artistik lainnya. Yunisa menambahkan bahwa untuk garapan kali ini pemain terdiri dari 9 (sembilan) orang, yaitu Nurul Fazira, Tenku Raja Ganesha, Srikandi Putri, Mhd. Rizki Asrul, Syukri Ananda, Emilia Dwi Cahya, Desi Fitriana, dan Yunisa Dwiranda serta Fajry Chaniago yang juga terlibat sebagai pemain.





Nan Tumpah Masuk Sekolah

NAN TUMPAH MASUK SEKOLAH (NTMS) adalah program tahunan yang dilaksanakan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) sejak tahun 2011. Bentuk kegiatan dari program ini berupa pelatihan seni pertunjukan yang diikuti oleh siswa sekolah terpilih dan produksi seni pertunjukan dari KSNT yang dibawa dan dipentaskan langsung di sekolah-sekolah menengah yang ada di Provinsi Sumatera Barat. NTMS digagas KSNT dengan tujuan memberikan pengetahuan dasar seni pertunjukan serta membangun apresiasi, iklim berkesenian, menjaring publik penonton baru dari kalangan muda usia, dan memperkuat karakter siswa.

Desi Fitriana, Manajer Produksi Komunitas Seni Nan Tumpah, menjelaskan, “Penyelenggaraan Nan Tumpah Masuk Sekolah (NTMS) pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 diawali dengan "Gerakan Menonton Teater Lebih Baik Daripada Menonton Sinetron". KSNT bekerjasama dan berkunjung ke beberapa SMA di kota Padang, seperti SMA Ekasakti Padang, SMA Pertiwi 1 Padang, SMA Negeri 2 Padang, SMA Adabiah 2 Padang serta SMA Negeri 3 Padang. Program NTMS kemudian bergerak ke Kabupaten Padangpariaman pada tahun 2014, dengan menyelenggarakan pelatihan dan membawa pertunjukan ke SMA Plus INS Kayutanam, SMA Negeri 1 Lubuk Alung, SMK Negeri 1 Enam Lingkung serta SMA YDB Lubuk Alung.“



Selanjutnya, pada penyelenggaraan di tahun 2015 sampai dengan 2018, KSNT konsisten membawa isu utama soal pendidikan di Indonesia dan tekanan lingkungan masalah siswa di sekolah menengah. KSNT menyadari telah terjadi pergeseran kegemaran siswa terhadap televisi yang kini digantikan oleh pesona teknologi informasi dan internet, sebab itu, “Gerakan Menonton Teater Lebih Baik daripada Sinetron” beralih kepada isu-isu yang berhubungan dengan dampak negatif penggunaan internet dan ponsel yang tidak tepat guna dengan membawa program NTMS ke beberapa sekolah yang terdapat di Kota Padangpanjang dan Kota Payakumbuh. Sampai dengan penyelenggaraan ke-8 di tahun 2018, KSNT telah membawa program NTMS ke 22 (dua puluh dua) sekolah menengah yang ada di Sumatera Barat.

Dampak dari penyelenggaraan NTMS selama delapan tahun ini, telah berhasil mendorong beberapa pihak sekolah; baik guru, pejabat sekolah, maupun siswa untuk menciptakan bengkel/sanggar seni siswa di sekolah sebagai aktifitas pendamping dari proses belajar mengajar yang ada. []

Silakan simak uraian ringkas Fajry Chaniago dan Yunisa Dwiranda tentang Simulasi Bencana Pendidikan di video di bawah ini:


Post a Comment

0 Comments