Wan Dance Studio Pekanbaru Pentaskan 'Bokal' di Pekan Nan Tumpah 2019


WAN DANCE STUDIO PEKANBARU
PENTASKAN “BOKAL” DI PEKAN NAN TUMPAH 2019


Wan Dance Studio, kelompok tari asal Kota Pekanbaru akan menampilkan pertunjukan yang berjudul Bokal pada penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2019 hari keempat, Selasa (19/11). Kata ‘bokal’ diambil dari dialek bahasa Kampar yang berarti ‘bekal’ atau ‘perbekalan’.

Koreografer Wan Dance Studio, Wan Harun Ismail, mengatakan bahwa Bokal merupakan sebuah interpretasi akan makna dan filosofi dari sastra lisan dan silat yang terdapat dikampar. Bokal ditafsirkan sebagai sebuah upaya membentengi diri terhadap hal-hal yang bisa merusak sistem dan tatanan kehidupan manusia. Pemahaman karya Bokal jauh lebih kepada persiapan benteng diri menghadapi kehidupan berdasarkan aturan agama dan adat istiadat. Bisikan sastra lisan yang mengalir ditelinga dari mulai kita melihat dunia ini diinterpretasikan sebagai sebuah upaya penyelamatan dini yang dilakukan oleh orang tua kita. Silat hadir sebagai sesuatu yang sangat kompleks sebagai sebagai sebuah bekal hidup, hal ini dapat dirasakan baik secara fisikal maupun nilainya. Penyatuan dua objek yang secara maknawi mempunyai tujuan yang sama mencoba ditafsirkan ke dalam karya Bokal.

Bokal akan didukung oleh 3 (tiga) orang penari, yaitu M. Shobri, Nuraini Tri Utami, dan Reni Damayanti; serta 2 (dua) orang pemusik, yaitu Viogi Rupiyanto dan Anjang Fitrah.

Pertunjukan tari yang digarap oleh koreografer Wan Harun Ismail dan sudah dipersiapkan selama kurang lebih satu tahun dan sudah dipentaskn di beberapa tempat ini akan dipentaskan pada 19 November 2019, pukul 20.00 WIB, di Gedung Mursal Esten Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang.





Teater SKS: Negeri Kamar Mandi

Malam sebelumnya, Senin (18/11), bertempat di Gedung Mursal Esten FBS UNP, salah satu sub-festival Pekan Nan Tumpah 2019, Pekan Seni Pertunjukan: Lisan-Tubuh, dimulai. Teater SKS (Sendratasik Kampus Selatan) yang bermarkas di FBS UNP, membuka Pekan Seni Pertunjukan dengan membawa pertunjukan yang bertajuk Negeri Kamar Mandi, yang digarap berdasarkan naskah yang ditulis oleh Novrizal Sadewa dan disutradarai oleh Wike Dini Saputri.

Wike Dini Saputri, sutradara pertunjukan ini yang juga merupakan mahasiswi pendidikan sendratasik UNP mengatakan, "Negeri Kamar Mandi mengangkat persoalan rutinitas kehidupan manusia yang sangat padat dan silih berganti dengan begitu cepat membuat manusia seringkali lupa merenung dan tidak tahu dengan apa yang terjadi di sekelilingnya. Satu-satunya tempat yang selalu membuat orang merenung hanyalah kamar mandi, terutama saat mereka buang hajat. Ada banyak yang tergambar ketika merenung tersebut namun seringkali renungan itu hanya berakhir di ketika aktifitas di kamar mandi selesai. Di dalam kemelut itu, Tokoh Aku adalah seorang yang sibuk dengan kehidupannya dan terjebak dalam keindahan dongeng masa lalu sehingga tidak siap menerima kenyataan ketika dibukakan fakta yang sebenarnya."

Salah satu adegan dalam pertunjukan "Negeri Kamar Mandi"
(Foto: Andre Pratama/Dok.KSNT)


Pertunjukan Negeri Kamar Mandi dibuka dengan adegan segerombol orang yang hadir ke dalam panggung dalam laku selayaknya mayat hidup. Dengan music latar yang mencekam, bagian awal pertunjukan berusaha untuk menggiring penonton ke dalam suasana yang juga mencekam. Adegan kemudian bergulir dan terpusat ke pada seorang tokoh yang hendak buang hajat dan menemukan sebuah toilet atau kamar mandi. Di dalam kamar mandi, ia mendengar suara-suara atau cerita yang disampaikan oleh seorang pemain rabab. Meskipun cerita yang disampaikan oleh tukang rabab itu tidak sepenuhnya jelas dan biasa ia mengerti, sedikit banyak ia bisa menangkap bahwa cerita yang disampaikan oleh si tukang rabab adalah cerita yang seakan ia kenal; cerita yang menggambarkan keadaan di negerinya.




Dari si tukang rabab itulah semua cerita bermula. Negeri yang selama ini ia kenal ternyata sudah tidak bisa ia kenal lagi. Perubahan demi perubahan yang berlangsung di sana membuat si tokoh merasa asing dengan negerinya sendiri. Segala bentuk kebobrokan dalam tatanan masyarakat telah terjadi dan ia masih belum bisa mengerti mengapa semua itu bisa bermula. []

Post a Comment

0 Comments