Kolaborasi KSNT dan MBM: Malam Badendang di Rumah Nan Tumpah

 



Kolaborasi KSNT dan MBM:

Malam Badendang di Rumah Nan Tumpah

Oleh: Srikandi Putri

(Tulisan ini pernah dipublikasikan di Harian Haluan, 28 Maret 2021)



KOMUNITAS SENI NAN TUMPAH (KSNT) kembali menggelar salah satu program rutinnya, Ke Rumah Nan Tumpah (KRNT). KRNT yang diselenggarakan pada 19 Maret 2021, pukul 20.00 WIB, di sekretariat KSNT di Korong Kasai, Nagari Kasang, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman dan disiarkan secara daring melalui halaman Facebook dan kanal Youtube Minang Bagurau Mendunia ini merupakan gelaran pertama di tahun 2021 atau ke-8 sejak diselenggarakan pertama kali pada tahun 2017.

Bekerjasama dengan Komunitas Minang Bagurau Mendunia (MBM), KRNT malam itu diisi dengan pertunjukan Saluang Dendang sampai dengan pukul 23.30 WIB. MBM yang beranggotakan Joni Andra, Asro Sikumbang, Apink, Mak Hasanawi, Etek Lis, Cik Hindun, dan Uni Mesra, berhasil menghibur penonton yang hadir di lokasi kegiatan maupun yang menyimak secara daring.

Pertunjukan Saluang Dendang yang dinyanyikan secara bergiliran oleh Etek Lis, Cik Hindun, dan Uni Mesra dan dipandu oleh Joni Andra dan Asro Sikumbang disaksikan oleh sekitar 30-an orang yang hadir di sekretariat KSNT. Mereka didominasi oleh warga sekretariat KSNT dan juga beberapa tamu yang hadir dari Padang, Sicincin, Pariaman, dll, seperti Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Undri; pemilik Penerbit dan Toko Buku Linibuku, Alizar Tanjung; Dr. Hermawan; pengelola Museum Perang Sintuak, Bagindo Rio; Sanggar Seni Umbuik Mudo, dll. Sementara, di laman Facebook Minang Bagurau Mendunia, terpantau disaksikan lebih dari 100 orang ketika siaran langsung.


(Joni Andra dan Asro Sikumbang memandu berlangsungnya Malam Bagurau)

 
Anton, warga sekitar sekretariat KSNT, menuturkan cukup terhibur dengan pertunjukan malam itu. Selain karena sudah jarang bisa menonton pertunjukan saluang dendang secara langsung, ia juga senang karena penonton bisa request lagu. Sementara itu, Kepala BPNB, Undri berharap agar Minang Bagurau Mendunia tidak hanya hadir di rumah Nan Tumpah, namun juga di tempat-tempat lain, di daerah-daerah lain. Lain halnya dengan Ibu Dewi, pimpinan Sanggar Umbuik Mudo, ia justru langsung mengambil inisiatif untuk mengundang MBM berkunjung dan tampil di sanggar mereka di Sicincin.

Menanggapi hal tersebut, Joni Andra, salah satu penggagas MBM, berkomentar, “Kami selalu terbuka untuk bekerjasama dan hadir ke tempat-tempat lain. Karena dengan begitu harapan kami agar kesenian dan seniman tradisi bisa terus diapresiasi oleh berbagai kalangan bisa terwujud.” Ia juga menambahkan bahwa Minang Bagurau Mendunia (MBM) awalnya digagas oleh saya, Hasanawi, dan Asro Sikumbang pada masa pandemi Covid-19.

Tujuan adanya Minang Bagurau Mendunia adalah untuk menghidupkan dan memperkenalkan salah satu bentuk kebudayaan yaitu kesenian tradisi melalui media sosial di tengah perkembangan zaman. Awalnya MBM diadakan setiap hari Rabu dan Sabtu, pukul 20.00 hingga pukul 23.00 di Taman Budaya Sumatera Barat dengan melakukan live streaming di Instagram, Facebook, dan Youtube Minang Bagurau Mendunia. Niatan tersebut ternyata bisa menyita perhatian penikmat kesenian tradisional Minangkabau, baik dari Sumatera Barat maupun dari luar Sumatera Barat. Itu tampak dari ratusan orang yang menonton siaran langsung MBB setiap kali diselenggarakan.


(Personel Malam Bagurau Mendunia malam itu: Uni Mesra, Etek Lis, Cik Hindun, dan Mak Hasanawi)

Syukri Ananda, penanggung jawab program KRNT, menuturkan, “Kami sudah menyimak aktifitas Minang Bagurau Mendunia ini sejak awal kemunculannya, sejak masih bernama Malam Bagurau Ayo Lawan Karona pada tahun lalu. Setelah sekian lama, akhirnya kami punya kesempatan untuk bekerjasama.”

Lebih lanjut Syukri menambahkan bahwa KSNT memiliki program untuk menghadirkan pertunjukan kesenian tradisional setidaknya sekali dalam setahun, tepatnya di dalam program KRNT ini. Oleh sebab itu, ketika ada kesempatan, kami mengundang MBB untuk bisa hadir.

Tentang KRNT, Syukri menjelaskan, “Ke Rumah Nan Tumpah adalah program yang digagas Komunitas Seni Nan Tumpah sejak 2017. Di dalam program ini, Komunitas Seni Nan Tumpah mengundang beberapa kelompok kesenian di Sumatera Barat untuk menampilkan karya mereka di sekretariat Komunitas Seni Nan Tumpah.”

Selain itu, di dalam program ini juga ada pelatihan seni khusus untuk anak-anak dan remaja yang tinggal di sekitar sekretariat Komunitas Seni Nan Tumpah. Pada tahun ini KRNT diadakan sebanyak tiga kali yaitu pada Maret, Juni, dan September.

KRNT #8 berlangsung dengan lancar meskipun sempat turun hujan menjelang pertunjukan usai. Sesuai jadwal, kegiatan malam itu selesai pada pukul 23.30 WIB dan ditutup dengan lagu Ratok Suayan. []


Post a Comment

0 Comments