Peringati Hari Teater Dunia, Nan Tumpah Siarkan Video Pertunjukan Mencabik Pekik Sunyi

 


BERTEPATAN dengan Hari Teater Dunia yang jatuh pada hari ini, 27 Maret, Komunitas Seni Nan Tumpah ikut ambil bagian memperingatinya dengan cara menyiarkan video pertunjukan Mencabik Pekik Sunyi, karya sutradara Mahatma Muhammad. Mengutip Days of the Year, Hari Teater Dunia diinisiasi oleh International Theater Institute (ITI) pada tahun 1961. Setiap tahunnya, teater-teater di penjuru dunia merayakan nilai-nilai pentingnya teater. ITI juga menyelenggarakan pesan tahunan yang disampaikan oleh pegiat teater terkenal untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat dan berbagi refleksi mereka tentang teater dan masa depan teater. Orang yang pertama kali membagikan pesan tersebut adalah Jean Cocteau, pada tahun 1962.

Yunisa Dwiranda, salah seorang aktor Komunitas Seni Nan Tumpah, menganggap teater sebagai salah satu cara untuk lebih mengenali diri dan memaknai peristiwa-peristiwa kehidupan. Ia mengalami banyak momentum yang menyadarkannya untuk lebih giat dalam hidup melalui teater; melalui naskah lakon yang ia baca, pertunjukan yang ia tonton, dan melalui proses latihan yang ia jalani bertahun-tahun. “Di hari teater ini aku ingin menekankan kembali cita-cita dan harapanku untuk teater: selalu hidup dan menghidupi!” ujarnya.

Peringatan Hari Teater Sedunia tahun ini masuk ke dalam salah satu program Komunitas Seni Nan Tumpah, yaitu Nan Tumpah Akhir Pekan. Syukri Ananda, penanggung jawab program ini menagatakan, “Pemutaran video pertunjukan ini hanya salah satu cara kami memperingati Hari Teater Sedunia. Tadinya saya merancang untuk mengadakan pertunjukan monolog, fragmen, baca naskah, dll, yang disiarkan secara langsung dari sekretariat Komunitas Seni Nan Tumpah. Namun karena terkendala beberapa hal, agenda itu dialihkan ke pemutaran video saja.”



(Trailer Mencabik Pekik Sunyi)

Mencabik Pekik Sunyi adalah pertunjukan teater yang diproduksi Komunitas Seni Nan Tumpah dan digarap oleh Mahatma Muhammad berdasarkan dua naskah Muhammad Ibrahim Ilyas, yaitu Cabik dan Pekik Sunyi. Mahatma Muhammad melakukan pembacaan, penafsiran, pembongkar-balikan, dan penulisan ulang terhadap dua naskah tersebut untuk kemudian disajikan ke dalam satu pertunjukan berdurasi lebih kurang 80 menit.

Dalam penggarapan artistik panggung dan properti, Mahatma bekerjasama dengan Kapten Moed and The Gank yang beranggotakan Khairul Mahmud, Rahmat Fernando, Febri Pratama Putra, dan Joni Mukrizal, untuk menciptakan bangunan panggung dan properti sesuai dengan kebutuhan pertunjukan namun pemilihan bentuk dan material yang digunakan diserahkan kepada penafsiran mereka terhadap teks naskah tersebut. Setelah diskusi beberapa kali, Kapten Moed and The Gank memutuskan untuk menggunakan limbah kayu pantai sebagai material utama.

Pertunjukan ini pernah dipentaskan di Galeri Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat pada 11-13 Desember 2020 dan disiarkan secara daring di salah satu platform siaran langsung. Selain itu, Kapten Moed and The Gank juga memamerkan karya tata panggung dan beberapa instalasi ruang lainnya pada hari yang sama.

Dalam rangka Hari Teater Dunia, Mencabik Pekik Sunyi bisa disaksikan di Kanal Youtube Komunitas Seni Nan Tumpah di sini, pada 27 Maret 2021, pukul 20.00 WIB. Pertunjukan ini diperuntukan bagi penonton yang berusia di atas 18 tahun dan tidak akan tersedia di Kanal Youtube sesaat setelah pemutaran selesai. []

Post a Comment

0 Comments